Hanya Kata Sempurna
Indah . Dia memang membuatku selalu terpesona olehnya. Ketika melihat dia tersenyum, senyumannya melemahkan nadiku. She so beautiful. Aku menyadari aku tak mungkin bisa dengannya. Siapa yang mau denganku? tidak mungkin ada. Selalu saja aku mencoba menatapnya dalam-dalam. Tak ada goresan sedikitpun yang merubah pandanganku tentangnya. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, yang terucap hanya ... sempurna.
***
Selalu saja aku terdiam di kursi taman. Sendiri bahkan tanpa teman. Tetapi ini yang menyenangkan, ini tempat sempurna untuk memperhatikannya. Tepat jam 13.11 dia pun keluar dari kelasnya. Alhasil dia membuatku terbujur kaku menatapnya. Lagi-lagi begitu. Serasa terhipnotis. Rasanya aneh, tetapi pernah tidak merasakan saat melihat orang yang benar-benar kita sukai berada tepat di depan mata kita? Benar, jantung berdenyut begitu kencang, mata tak sekejappun berkedip bahkan pita suara terasa tertekan. Sempurnaaaaaaa. Itu yang saat ini ku rasakan. Hanya dia yang membuatku tak henti-hentinya menunggu untuk sekali saja menatapnya. Selalu sama, saat dia berjalan dari kelasnya pun aku selalu membuntutinya. Berjalan perlahan, memperhatikan dengan seksama, dan membawa kamera kesayanganku. Setiap yang dia lakukan semunya terpotret di kameraku. Seperti mata-mata. Tetapi memang ini yang selalu aku lakukan. Karena dia membuatku seakan sempurna.
Dia sempurna. Matanya yang berwarna hitam membuat dia terlihat manis. Semua yang dia lakukan selalu membuatku kagum. Wanita yang kuat. Bahkan sangat kuat. Semua cobaan tak henti-hentinya menghampiri. Dari hal yang kecil bahkan besar. Aku tak yakin, mungkin kalau aku jadi dia aku tak akan sanggup. Tapi apa yang dia lakukan ? hanya tersenyum. Sungguh, dia membuatku semakin kagum. Tak pernah ia lupakan untuk bertemu tuhannya, bahkan pertama kali aku bertemu dengannya tepat berpapasan di depan Mesjid. Tempat yang jarang di kunjungi anak jaman sekarang. Kebanyakan anak jaman sekarang mereka tak tahu bagaimana harus benar-benar menyadari semua kuasa tuhan. Aku akui, aku pun begitu. Tapi, dia berbeda. Semua orang yang melihatnya pertama kali pasti sama denganku. Waktu seakan terhenti ketika melihatnya, terasa hanya ada aku dan dia. Tapi aku tau dia tak pernah banyak bicara. Sifatnya yang sangat pendiam itu membuat aku semakin penasaran. Banyak sekali omongan orang tentangnya, dari hal baik hingga buruk. Tetapi aku pun tau, dia memang baik. Aku tak pernah pedulikan dahulu ia seperti apa, tetapi proses dimana ia berubah menjadi lebih baik. Manusia tak ada yang sempurna. Yang sempurna itu, apabila seseorang telah mengetahui kesalahan yang telah ia lakukan dan berani untuk menjadi sesuatu yang baru. Proses perubahan yang paling terpenting. Tidak salahkan aku mengatakan dia wanita yang kuat? Karena ia sangat kuat. Sempurna.
Ini pertama kalinya aku berbincang bersamanya. Tepat saat aku membantunya membersihkan perpus. Aku pun heran, mengapa dia mau untuk membantu ibu penjaga perpus? Lalu masih seakan terniang dalam fikiranku. “hai” ucapnya sambil tersenyum. Aku pun sangat kaget. Ini pertama kalinya ia menyapaku. “hai, namaku Ario” ucapku dengan kikuk. Tak ada yang bisa menggambarkan perasaanku saat ini. Ini mungkin jadi hari terindah yang ku rasakan. Dengan kikuk aku pun mencoba untuk mengobrol dengannya. Akhirnya, saat ini aku mengetahui namanya. Kerren. Tak banyak kata-kata yang ia ucapkan hanya tersenyum. Dia memang pendiam dan membuatku semakin penasaran. Aku yakin dia memang wanita yang sangat baik. Lihat saya, tak banyak nilai nihil yang aku rasakan padanya. Selain cantik, sifatnya yang penyayang, selalu mencintai tuhannya, dan tegar dalam cobaan yang membuatku kagum. Tak banyak kata yang terucap dari mulutku, dia sempurna dimataku.
***
Ketika aku berjalan di jalan dekat toko kaset tua, terdengar suara seorang penyanyi yang mendendangkan lagunya. Aku pun tersenyum, benar yang dia katakan. When I see your face, There's not a thing that I would change, Cause you're amazing, Just the way you are. Lagu Bruno Mars itu dapat menggambarkan yang aku rasakan saat melihatnya. Ia sangat membuatku kagum. Inginku mengungkapkan sebuah perasaan, alhasil hanya ada rasa takut yang ku rasakan. Bukan aku takut untuk di tolak olehnya, hal yang bisa membuatku takut hanyalah aku takut akan sebuah kenyataan yang akan ku terima saat ia menjauh disebabkan perasaan ini. Ini yang kutakutkan. Bukan ku tak yakin tetapi aku tak bisa mengingkari bahwa aku benar-benar takut untuk ditinggalkannya. Mungkin, aku ditakdirkan hanya untuk mengagumi keindahannya.
Lihat ! dia sedang bercengkrama dengan teman-temannya, sepertinya dia tak sepenuhnya mempunyai sifat pendiam tetapi dia hanya lebih berhati-hati memilih teman. Aku tau kenapa ? itu karena banyak teman didekatnya yang seakan-akan menusuk dia dari belakang. Tuhan selalu mempunyai cara bagaimana memberi cobaan untuk umatnya agar mereka lebih mencintainya. Dan tuhan tepat memberikan cobaan untuknya, dia semakin mencintainya. Pernah sekali dalam hidupku, aku melihatnya menangis. Aku tak kuasa melihat deraian air mata yang menetes perlahan melewati pipinya. Aku hanya bisa menatap dari kejauhan, ingin rasanya aku menjadi sandaran dirinya ketika dia menangis. Tetapi mana mungkin, melihatnya saja aku sudah takut. Semoga tuhan tau bagaimana membuatnya selalu bahagia bersamanya.
Ini hayalan tingkat tinggiku. Aku selalu membayangkan bahwa suatu saat nanti dia akan menyadari bahwa aku tulus menyanginya. Tulus seperti ia tulus mencintai tuhannya. Ketika rasa ini tak pernah bisa lepas untuknya, aku hanya bisa menyadari bahwa aku hanya seorang yang tak pantas dan tak sanggup dengannya. Aku tak sanggup karena aku tak mau lepas dengannya. Itu hanya sebuah hayalan. Mana mungkin akan terjadi. Pernah ku berfikir apa perasaan ini hanya aku yang rasa? yah, sepertinya begitu. Sekali lagi aku harus sangat menyadari aku tak akan pernah pantas mendampinginya. Mungkin kesempatan takan pernah berpihak padaku. Hanya kata sempurna yang pantas menggambarkan semuanya.
Tetapi takdir berkata lain. Semua yang aku pikirkan akan berubah saat ini. Mungkin tidak akan secara drastis tapi inilah saatnya. Aku melihatnya lagi. Berdiri dekat pohon besar memegang payung. Dia cantik. Aku hanya tersenyum dan ingin rasanya menghampirinya. Selalu saja aku beperang dengan perasaanku. Ingin mendekat atau hanya diam disini. Banyak hal yang aku pikirkan dari mulai apa yang harus aku katakan, apa yang akan aku katakan, dan bagaimana cara memulai pembicaraan. Detik perdetik seakan terasa lebih cepat lagi bergerak. Aku tak mau membuang kesempatan ini, kesempatan dimana tak pernah datang untuk ke dua kalinya. Dan akhirnya akupun mencoba mendekatinya. Inilah takdir dan sempurnaaaaaa.
***
07 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar