Ini yang selalu aku takutkan, kehilangan seseorang yang paling berharga didalam hidupku. Aku benar-benar takut. Sungguh aku sangat takut. Aku tidak punya siapa-siapa lagi, hanya dia. Dia yang selalu menemaniku siang dan malam. Dia yang selalu mendengarkan apa yang tak bisa di dengar. Dia selalu menguatkan kala aku tak bisa kuat. Entah bagaimana diriku saat kehilangannya. Aku tak pernah kehilangannya. Dia selalu berada di sisiku, bahkan tidak lepas dari memori otakku. Aku takut. Aku takut menunggu waktu. Waktu yang dapat membatasi aku dengannya. Aku benar-benar takut.
Kau. Aku tak percaya kau, kau bukan tuhan! Bahkan hidupnya tak bisa ditakdirkan mu. Kau juga bukan utusan tuhan, kau tak akan pernah bisa mengambilnya dariku. Tak akan pernah bisa. Hatiku hancur bahkan akan lebih hancur saat aku kehilangannya. Dia terlalu kecil untuk merasakan ini, ini tak adil. Usianya baru 12 tahun, tetapi hidupnya terhitung berjalannya detik. Siapa kau? Coba katakan,apa yang harus aku lakukan? Apapun yang bisa aku lakukan, aku akan lakukan. Katakan apa yang harus aku lakukan!
Kala waktu melangkah detik demi detik, aku tak sanggup. Rasanya biarkan saja aku yang mengganti hidupnya, aku yang akan menggantikan sakitnya dan aku pula yang menunggu waktu. Aku bisa, aku yang akan gantikannya. Aku tak ingin dia merasakan ini. Hidup dalam batasan waktu, hidup dikepung oleh waktu dan hidup bertakdirkan waktu. Aku tak ingin kehilangannya, hanya dia yang aku punya. Aku tak sanggup melepasnya dalam hitungan waktu, aku tak akan pernah sanggup.
Ini saatnya. Saat waktu yang ditakdirkan olehnya. Aku ingin menjerit, tapi untuk apa? Aku ingin menangis, tapi untuk apa? Aku ingin marah, tapi untuk apa? Untuk apa? Untuk apa semua ini. Aku tak bisa menyentuhnya lagi, aku tak bisa disisinya lagi bahkan aku tak bisa menemaninya siang dan malam. Bahkan bayangannya pun tak bisa aku sentuh. Dia akan hilang. Hilang terbawa waktu. Apa yang harus aku lakukan? Kau. Beritahu aku apa yang harus aku perbuat. Akan ku tukar hidupku untuknya, apa itu bisa? Akan ku tukar hartaku untuknya, apa bisa? Akan ku tukar segala yang aku bisa untuknya, apa bisa? Apa bisa aku tukar? Aku tak butuh segalanya. Aku hanya butuh dia.
Aku tak ingin hidup dibatasi waktu. Waktu yang dapat memisahkan aku dengannya. Waktu inilah yang dapat menghapus dirinya. Apa harus aku tanyakan tuhan? Bisakah ia menukar waktuku dengannya atau ia perpanjang saja batas waktunya. Aku mohon tuhan. Aku tak suka dibatasi. Apalagi batasan antara aku dengannya. Antara bumi dan langit. Antara alam ku dan alamnya. Kau ambil saja semuanya, tapi jangan ambil dia. Aku mohon tuhan. Aku mohon padamu, kepada kau dan kepadanya.
Berbataaas waktu...
Pebruari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar