Resapan suara nyata
Mentari pagi menyinarkan pesonanya. Selalu begitu. Tepat berada di atas langit. Bahkan selalu terfikir apakah ini semua nyata. Apakah mentari ataupun bulan selalu bertindak nyata. Alhasil, hanya ada hal nyata yang di lakukan sang mentari ataupun temannya. Membagi sedikit sang carah walaupun untuk mendapatkan sesuatu yang lebih mencerahkan sinarnya. Misalnya saja sang mentari, selalu berada di sekeliling langit tak pernah ia berada lama dekat di sekitar tanah. Selalu berimbang lebih berat sebagaimana langit yang berperan penuh pada bumi.
Tanah . Akan selamanya berada di bawah dan akan selamanya berada terinjak. Tak pernah ada sesuatu yang bisa mengangkat sang tanah berada diatas. Bisa saja ! hanya orang-orang lebih melihat langit yang pantas di atas, bukan tanah. Langit yang sangat kokoh dan seakan indah lebih pantas di sanjung dan di lihat. Sedangkan tanah ? kotor. Dunia lebih melihat apa yang lebih memiliki jabatan di atas. Yah , langit sangat pantas. Sedangkan tanah, tak pernah ada peran yang benar-benar membuat ia menaiki kuasa. Padahal semua aspek hal kecil maupun besar tanah yang sangat berperan. Alhasil walaupun tanah yang berperan, dunia lebih melihat langit yang menyempurnakannya.Langit yang indah dan hanya mereka yang pantas menerima imbalannya.
Sekarang bagaimana dengan Langit? Apakah langit hanya akan selamanya berada di atas ? apakah langit kuasai dunia? Selalu saja langit yang menang. Orang-orang yang berada di golongan tanah hanya seperti kerdil. Tak pernah berharga. Langit yang berperan besar untuk dunia. Dunia pun pasti berfikiran sama ! lihat saja , seisi dunia langit yang kuasai bahkan hal-hal yang dilakukan tanah pun langit yang berperan penting terlihat jelas oleh dunia. Tak pernah akan berubah. Langit berada di atas setinggi-tingginya dan tanah hanya sekumpulan yang mengemis dan golongan kotor yang berada di bawah serendah-rendanya.Semuanya hanya semu. Jalan yang membentang luas seakan-akan di peruntukan hanya untuk langit. Langit bahkan bisa membeli apapun yang ia inginkan, bahkan harta tanahpun dapat beralih ke kantong langit. Apa yang tak bisa di dunia ini. Langit memang hebat!
Dunia. Apakah dunia berlaku adil? Mana yang akan dunia pilih? Langit atau tanah? Lalu mentari pun lebih menyinari dunia dengan teriknya. Alhasil semua hanyalah sandiwara belaka. Seperti suatu susunan yang telah di rangkai seakan sempurna. Seperti berada di panggung, seakan-akan sang teraniyaya akan selalu menang. Ini nyata ! tak demikian. Semua yang lebih mempunyai kuasa dan kasta teringgilah yang menang. Bahkan saat apapun sang langit hanya memperlihatkan ia peka terhadap sang tanah. Padahal, mencari mukalah yang ia inginkan. Langit terkadang licik. Semua cara bisa ia permainkan. Dari hal kecil sampai hal yang terlihat oleh mata. Mana yang akan lebih makmur? Langit ataupun tanah?
Hey, Dia. Lihatlah saja dia yang renta dengan kondisi serba salah. Salah karena ia berada di golongan tanah yang usang dan semakin reot.Mengapa tak terlahir saja di golongan langit? Memangnya semua ingin berada di posisi langit. Langit kadang sangat arogan dengan seluruh antek-anteknya, walaupun tak semuanya berlaku demikian.semuanya semu dan mencari perhatian. Untuk hidup saja golongan tanah hanya mengelilingi sekitar.Dia terlahir di golongan tanah. Tak pernah ia minta dan diminta. Tetapi suatu hal yang selalu ia ingat, walaupun ia berada di tanah ia tak pernah lupa bagaimana cara ia bersyukur atas nikmat dari sang kuasa. Bagaimana dengan engkau?
Engkau. Lihat lagi! orang yang kuat, tanpan serta gagah bahkan terlahir dengan kondisi serba surga. Surga karena ia hanya melihat seisi dunia dengan kemewahan. Tak pernah terfikir untuk menyatu dengan sang tanah. Tanah hanya sekumpulan yang bodoh. Orang-orang yang kotor.Tak pernah beruntung dekat dengan tanah. Tanah dari dahulu hingga sekarang sama saja. Akan selalu sama. Kotor. Tetapi bagaimana dengan engkau? Apakah selalu puas dengan segalanya. Akui, tak pernah puas ! Alhasil semua yang engkau dapatkan selalu saja habis. Hilang, hampa, dan tak pernah tersisa. Hanya merasa kurang dan kurang untuk menguasai dunia.
Bagaimana saat tanah dan langit bertukar ? apakah salah satu dari sosok itu akan sanggup? Saat resapan berkata, semua kembali pada bagaimana cara tanah dan langit mengaturnya. Bahkan mentari dan antek-anteknya pun ikut terlibat. Kapan datang saat langit menyadari bahawa dunia bukan hanya milik langit ataupun mentari dan teman-temannya. Mulai lah berfikir , tapi kapan ?
05 April 2011
KEren sama cerpennya ... :)
BalasHapusmenarik....:)
BalasHapus