Kamis, 21 April 2011

Apa TUHAN Yakin ?


Apa TUHAN Yakin ?

Tak pernah ia tau aku sangat mencintainya. Apa harus selalu aku katakan aku benar-benar mencintainya. Dari ketika aku lahir hingga sekarang tetap mencintainya. Aku terdiam. Badanku mendingin. Kaku. Nafasku seakan habis terbuang. Bahkan hanya ada linangan air mata yang bisa menggambarkan semua. Dan saat ini, aku benar-benar takut di buatnya. Ia hanya terdiam. Badannya beku bahkan hampir membiru. Ku genggam jemarinya, lalu ku usapkan agar ia merasakan kehangatanku. Tapi dia masih saja beku. Apa yang telah terjadi padanya? apa ini yang dinamakan kematian? Kalau benar, setega itu dia meninggalkanku dangan wanita ini. Dia ibuku. Sama denganku, hanya bisa menangis. Tangisan pertama dan terakhir untuknya. Tangisan yang akan mengantarkannya.  
Masih terbayang saat ia mengajariku banyak hal. Kadang aku berfikir ia sangat kasar. Setiap aku tak pernah mendengarkannya, ia menaikkan suaranya. Selalu saja begitu ! ia bukan kasar tetapi tegas. Bagaimana rasanya saat sekarang aku harus melihat seorang yang banyak bicara ini terdiam untuk selamanya. Bukan aku tak yakini tuhan, tetapi apakah tuhan tak yakin bahwa aku masih membutuhkannya. Sungguh aku sangat membutuhkannya. Yah, coba saja tak pedulikan nasibku. Tapi bagaimana dengan adik-adikku kelak? Apa tuhan tau rasanya bagaimana? Apa tuhan yakin? Hatiku pun teriris saat aku harus memandikannya untuk terakhir kalinya, padahal ia yang selalu memandikanku saat ku kecil dahulu. Aku pun gemetar dengan mengelus perlahan badannya. Bagaimana rasanya, aku hampa. Rasanya seperti tersentak tiba-tiba. Seketika air mata inipun tak kuasa membendungnya. Aku menangis lagi.
Aku menggendongnya ke kasur. Lalu apa yang aku lakukan? Haruskah aku memakaikan pakain untuknya. Aku akui, aku seperti ikut mati juga. Rasanya tak karuan. Bagaimana tidak, ia yang terlelap itu ayahku. Orang yang selalu mempunyai banyak pengetahuan yang selalu ia ajarkan padaku. Ia membuatku selalu kagum. Saat ini, aku harus mengkhafaninya. Hanya khafan. Dahulu ia yang selalu memakaikan pakaian untukku. Ini aneh. Rasanya aku takut. Ingin sekali membangunkannya untuk benar-benar bangun. Mana bisa? Ia sudah tak bisa. Saat ini hanya kain khafan yang membalutnya, tanpa jas yang selalu ia kenakan ke Kantor. Jas yang ini berubah menjadi khafan berwarna putih. Aku pun menghelakan nafasku. Menutup mata. Selama 5 detik terdiam. Dan aku hanya ingin saat aku terbangun kelak ini hanya mimpi. Dan ini nyata, ia memang ayahku.
Ia sangat tampan. Dari dulu hingga sekarang ia memang tak berubah. Aku ingin sekali membangunkannya hanya untuk mengatakkan aku mencintainya. Sangat mencintainya. Dahulu ia selalu menyanyikan lagu untukku. Lagu sederhana yang ia ciptakan. Walaupun dengan nada yang tak jelas, tetapi itulah ayahku. Ia seorang yang penuh dengan talenta. Dan tak pernah aku lupa, ia selalu membacakan cerita tentang apapun. Membacakan cerita sampai aku benar-benar terlelap tidur. Saat ini, apa yang aku lakukan ? aku yang membacakan surat yasin untuknya. Hanya surat yang bisa menggantarkan kepergiannya dalam tidur panjangnya. Dan membacakan banyak doa untuk kedatangannya ke alam yang abadi kelak. Apa tuhan yakin membawa ayahku? Lalu Ia akan bertemu tuhan, dan mungkin mengatakan ia sangat menyayangi aku juga. Aku harap begitu. Karena aku dan orang yang sedang terdiam menatapnya disini sangat mencintainya. Walaupun jauh dalam benakku aku ingin tuhan tak yakin akan membawa ia bersamanya.
Saat ini detik ini aku yang akan mengantarkannya untuk ke tempat terakhirnya. Alhasil bayang-bayang dahulupun terbuka kembali. Seperti harus menelaah memory lampau. Biasanya ialah yang selalu mengantarkanku untuk pergi ke Sekolah dari dahulu hingga sekarang. Tetapi, tak akan terjadi lagi. Bahkan ini terakhir kalinya aku bertemu dengannya. Terakhir kali mencium keningnya dan mengucapkan aku benar-benar kehilangannya. Aku merasa kesal saat ia terbujur kaku didalam keranda. Ingin rasanya meyakini tuhan apa ia yakin akan menjemput ia secepat ini. Apa tuhan yakin aku dan keluargaku tak akan apa-apa saat di tinggalkannya. Sungguh, aku sangat terhempas. Berat! Aku tak bisa dengan kenyataan ini. Haruskah ini terjadi? Mengapa harus panggil ia mendekat denganmu? Berdoa lah aku dalam hati dengan sangat keras, aku berteriak pada tuhan. Tolong, fikirkan kembali apa tuhan yakin akan mengambil ia dariku?
Aku tak kuasa saat tuhan benar-benar yakin membawanya untuk pergi k surga. Katanya surga itu indah, tetapi aku tak ingin ia secepat itu merasakan surga. Jika bisa ku minta, aku ingin merasakannya bersama-sama. Mana mungkin ? lihatlah ia terkubur bersama kenanganku. Sekali lagi aku menangis. Aku sangat tak kuat, bahkan hatiku roboh. Ia kini benar-benar tak ada. Benar-benar tak akan pernah kembali. Tak akan pernah ada lagi yang bernyanyi untukku, tak akan pernah ada lagi yang menceritakan banyak hal untukku, dan tak akan pernah lagi ada yang mengajariku. Lalu apa yang harus aku lakukan ? ikhlas. Satu kata yang menyentak perasaanku saat ini, aku harus ikhlas. Raganya memang telah pudar, tetapi cinta dan kasih sayangnya selalu kuat dihatiku. Bahkan, aku tau ia sangat bangga padaku. Ia ingin aku menjadi kuat sepertinya. Apabila tuhan yakin, aku pun yakin.


8 komentar:

  1. keep write... thx for the story.. ceruta nya kok mirip bgt yah.. bikin merinding aja...

    manusia itu aneh...
    Pada saat menyambut kelahiran mereka bergembira, sedangkan yang lahir menangis.. pada saat melepas kepergian.. mereka meanagis, padahal yang pergi bahagia...

    BalasHapus
  2. ia bang made , baca cerpen yang mau aku but lagi ya . tentang darah .. belum selesai . ok ok :)

    BalasHapus
  3. tulisan yg benar-benar inspiratif... lanjutkan lagi ya... eh klo boleh saran, percantik lagi blog'y biar lebih indah..

    ditunggu kunjungan baliknya..

    BalasHapus
  4. ga bisa edit blog , ini aja repot hahahhahha ... ia makasi hihhihihi

    BalasHapus
  5. Suka banget cerita yang ini teeeh. Nida banget u,u

    BalasHapus
  6. ia sayang makasi hihhihih .. baca lagi ya sayang nanti hihihihi

    BalasHapus
  7. Expressive one. Keep Writing my talkative girl :)

    BalasHapus