Sabtu, 26 Maret 2011

Aku Tetap Menggumu !!!


Alika seorang cewek yang masih duduk di bangku SMA. Dia cewek yang berbintang scorpio dan sangat periang. Alika saat ini sedang dekat dengan cowok yang bernama Boby. Boby yang mempunyai gaya yang nyentrik dan ciri khas yang unik menarik perhatinnya. Alika dan Boby menjalani hubungan tanpa status, tetapi Alika yang membutuhkan kepastian dari hubungan mereka akhirnya memutuskan untuk meninggalkannya. Di pagi ini Alika seperti bisa pergi untuk menuntut ilmu, langkah demi langkah Alika berjalan ke sekolah. Sesampainya di sekolah Alika berjalan menyusuri koridor kelas sambil merenungi dan berjalan ke arah sela-sela pintu sambil terdiam. Dering yang terdengar dari handphonenya pun tidak terdengar. Alika yang memikirkan sesorang yang telah meninggalkannya. Hidup Alika pun di penuhi rasa kebimbangan.
Cuaca yang sangat mendung membuat Alika malas untuk keluar rumah. “Sabar ya. Nanti juga aku akan baik-baik saja tanpanya. Aku berjanji sesudah apa yang terjadi hari ini, aku akan menjaga hubunganku dengan pacarku. Aku akan menyayanginya dan pacarku siapapun sekarang dia akan menjadi orang yang pertama dan terakhir untukku karena aku akan mencintainya dengan sangat tulus.” Alika  mengoceh di depan Azika dan Shagiya. Mereka hanya terdiam dan terlihat cuek menanggapi ocehan Alika. Shagiya pun keluar kamar untuk mengambil minum. Alika selalu terdiam seperti mati rasa, tidak tahu apa yang sedang di pikirkannya dan hanya melihat ke sela-sela pintu kamar Azika.
“Aaaallliiiiiiiikkkaaaaa!!!!” terdengar suara Shagiya yang sangat keras memanggil dari ujung-ujung kamar Azika. “Main yuuuk,” katanya sambil merangkul Alika. Shagiya mengajak Alika dan Azika untuk main bersama kakaknya Shagiya. Alika hanya tediam dan mengangguk sambil tersenyum. Mereka pun bersiap-siap untuk menunggu jemputan Osta kakak Shagiya. “Kita harus tampil sangat cantik,” gurauan Azika kepada Alika. Alika tertawa terbahak-bahak di depan cermin sambil memoleskan bedak ke pipinya yang mungil. “Aku tidak punya uang nih,” jawab Alika. “Tenang saja ka, kita hanya ikut Osta jadi diam saja kita” sahut Shagiya. “Asiiiiiik, di bayarin? Beneran nih?” tanya Azika seolah tidak percaya. “Ia. Percaya deh,” sahut Shagiya. Sepuluh menit kemudian, terdengar suara mobil yang perlahan menghampiri rumah Azika. Alika pun bersiap-siap dan naik ke dalam mobil sambil melambaikan tangan berpamitan pada mamah Azika. “Pergi ya, tante. Asalamualaikum,” teriak Alika dan Shagiya sambil melambaikan tangan.
Osta memperkenalkan temannya, Azika dan Shagiya pun bersalam dengan Sandy dan Dhamar. Ketika kaki Alika memasuki mobil ia menoleh ke sebelah kiri. Dan terlihat sosok pria yang dingin, berambut sedikit keriting dengan kaca mata, dan memakai kemeja hitam rapi dari sela kaca spion. Alika seketika terdiam melihat Dhamar, lalu Alika hanya tersenyum bersalaman dengan Osta dan Sandy. Dhamar yang terdiam tidak memberikan senyumnya sedikitpun untuk Alika hanya menoleh dan meneruskan pandangannya lurus dan tajam ke arah depan sambil memegang stir mobilnya. Alika dan Azika duduk di jok mobil paling belakang. Osta dan Sandy menceritakan tentang Shagiya di waktu kecil. Sangat ramai di dalam mobil, mereka pun tertawa terbahak-bahak. Alika pun terdiam sesekali memandangi kaca spion dan terlihat sosok Dhamar. Ada getaran di dalam hatinya dan Alika membuang perasaanya jauh-jauh. “Aku tidak pernah merasakan getaran ini sebelumnya. Apakah Aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Tidak mungkiiiiin!!.” Ocehan Alika dalam hati.
Mereka semua turun dari mobil. Alika pun kebingungan karena ia belum pernah ketempat itu sebelumnya. Ketika kaki Alika pun turun dari mobil, Alika pun melihat Dhamar. Mereka pun sesekali bertatapan. Mereka berkaroke bersama di Happy Puppy. Ruangan masuk yang dipenuhi lampu dan kaca, tangga berkarpet biru perlahan di lewatinya, memasuki
2
lorong-lorong ruangan demi ruangan dan memasuki ruangan berwarna pink bergambar hello kitty dengan sofa yang berwarna cokelat lalu ada meja kecil berbentuk persegi depan layar TV. Suasana malam itu sangat menyenangkan dan menghilangkan semua beban dan pikiran Alika. Dhamar dan Shagiya pergi menjemput Tami. Alika yang melihat Dhamar pergi bersama Shagiya pun hanya bisa terdiam saja. “Mau kemana mereka?” tanya Alika pada Sandy. “Mereka mau jemput Tami, sebentar kok” jawab Sandi tersenyum simpul kecil.   Alika hanya memikirkan apa yang akan mereka lakukan dalam mobil. Apa yang mereka bicarakan dalam pembicaraan mereka. Apa yang akan terjadi dengan mereka. Alika terdiam dalam tanda tanya yang sangat besar di pikirannya.
Akhirnya Dhamar dan Shagiya pun datang. Mereka memasuki mobil, hilang rasa canggung seperti halnya teman yang sudah lama. Dhamar melihat tingkah Alika pun menyubit pipinya dan tersunyum. “seperti anak kecil,” kata Dhamar sambil menyubit. Alika pun mengoceh tak henti-hentinya di dalam mobil. Itu pertama kalinya Alika merasakan getaran keras di dalam hatinya lagi. Dhamar pun menghentikan mobilnya di pom bensin. Lalu Dhamar melirik ke arah Alika dan mengajaknya mengobrol. “Kamu mau turun tidak, aku mau ke toilet,” seru Dhamar. Alika dan Dhamar pun turun dari mobil ke arah toilet. Sesudah keluar dari toilet, mereka berdiri di sebelah pintu masuk toilet.
Dhamar lalu memegang tangan Alika, Alika yang kanget melirik Dhamar. “Kenapa kamu, pegang-pegang tanganku?” seru Alika dengan nada keras. Dhamar lalu melepaskan genggaman tangannya itu. Mereka pun melanjutkan perjalanan ke Mall besar di Bandung. Dhamar dan Alika mengobrol dan waktu tidak terasa sudah sangat malam. Dhamar tidak melepasakan genggamannya. “Aku mau ketoilet, tapi gendong.” Kata Alika pada Dhamar sambil menyubit tangannya. Dhamar pun menggendong Alika. Mereka pun berjalan menyusuri puing-puing bahan bangunan yang sedang di renofasi. Dhamar menoleh ke
3
belakang dan bertanya, “Apakah kita cuma sampai disini, aku rasa kita sudah saling kenal lama. Aku seperti pernah bertemu denganmu Alika. Boleh ku minta nomermu Alika,” ucap Dhamar. Alika tersenyum sangat manis dan menyuruh Dhamar untuk mengirim pesan.
To : 08565929XXXX (Alika)
Hai Alikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
From : 08565928XXX (Dhamar)
Pesan itu begitu singkat. “mau di gendong lagi,” ucap Dhamar. “Tidaaaaaaaak,” jawab Alika sambil tersenyum. Lalu Dhamar mencium kening Alika. Alika hanya tersenyum dan memegang tangannya. Mereka melanjutkan perjalanan ke Cafe Cabe Rawit, disana Dhamar memesan minuman dan Alika memesan capucino kesukaannya. Didalam cafe, genggaman tangan Dhamar tak terlepaskan. Sampai pulang ke rumah Alika. “Hati-hati,” ucap Dhamar. “Sampai ketemu lagi Dhamar,” jawab Alika tersenyum melpaskan genggamannya.
Alika dan Dhamar pun semakin dekat. Dan mereka pun menjalin hubungan. Hidup Alika pun terasa semakin bahagia di dekat Dhamar. Walaupun Dhamar menjadi sangat cuek dan tidak peduli Alika tetapi Alika merasa sangat menyayanginya sehingga apapun yang Alika lakukan semuanya Dhamar harus tau. Alika tidak mau Dhamar salah paham atas semua yang dilakukan Alika. Alika pun lulus SMA dan meneruskan ke perguruan tinggi itu bertepatan dengan satu bulan hari jadi mereka Alika menyiapkan dengan sematang mungkin. Tetapi cuaca tidak mendukung, kabut awan gelap menutupi pandangan dengan derai ujan yang sangat deras di malam itu. Sehingga Alika berhujan-hujanan membeli kue tart mini dengan lilin merah angka satu memakai skuter matiknya. Sungguh perjuangan yang sangat melelahkan, pertama kalinya Alika menyiapkan hadiah untuk pacarnya. Keesokan harinya di jalan Tubagus Ismail, Alika menyuruh Dhamar untuk menutup kedua matanya. Dan saat
4
Dhamar membuka mata, Alika tersenyum dan mengucap selamat satu bulanan sambil memegang kue tart mini dengan lilin merah yang mencair. Dhamar hanya tersenyum dan mengucap terimakasi di dalam mobil dan keluarlah mereka.
Hari demi hari dilalui Alika dengan Dhamar. Tangisan, canda tawa, bertengkar, putus, marah, egois, bahagia, senyuman, semuanya indah dilalui oleh mereka berdua. Alika pun di penuhi rasa kebahagiaan. Walaupun Alika mengetahui Dhamar tidak sedikitpun mencintainya tetapi Alika dengan penuh kesabaran menyanginya. Alika sangat menyayangi Dhamar melebihi apapun. Tetapi masalah demi masalah silih berganti, Dhamar selalu memutuskan Alika tanpa sebab. Alika memang sangat kekanak-kanakan dan dia menyadari itu. Sehingga Alika sangat berusaha untuk merubah kekanak-kanakkannya itu semua hanya untuk Dhamar, tetapi dimata Dhamar, Alika tidak bisa menjadi cewek sempurna yang di inginkan Dhamar. Alika mencintai Dhamar tanpa menginginkan perubahan dalam dirinya sedikitpun.
Cuaca hari ini cerah dengan sedikit lukisan awan yang mendung mulai berubah terang sangat indah. Dhamar menjemput Alika untuk makan es cream di kampus, Alika sangat senang.  Alika senang saat melihat Dhamar ada di dekatnya dan melihat tatapan dari mata Dhamar. “Sayang hari ini panas sekali, kita makan es krim yu?” tanya Alika pada Dhamar sambil memegang rambut Dhamar. “Makan es krim dimana sayang? Nanti aku tanya orang-orang dulu ya sayang tempat makan es krim yang enak?” jawab Dhamar sambil memegang hpnya. Alika tersenyum dan hanya memandangi Dhamar tak henti-hentinya. Tidak ada yang bisa menggantikan perasaan yang Alika rasakan. Bahkan sampai saat ini Dhamar tak tahu. Mereka menghabiskan waktu bersama di Ice Srcram for Ice Cream. “Sayang kamu sudah makan belum? Lapar tidak?” ujar Dhamar. “Lapar sayang” jawab Alika sambil menyuapi Dhamar es krim. Akhirnya mereka memutuskan untuk makan di Kedai Nyonya. Alika dan Dhamar pun terjadi percecokan yang sangat hebat. Dhamar membentak Alika dengan sangat
5
keras. Alika pun hanya terdiam, akhirnya Dhamar memutuskan untuk meminta maaf. Suasana di kafe itu sangat menyenangkan, Dhamar pun mengajarkan banyak hal pada Alika atas semua agar Alika bisa sedikit dewasa. Dhamar mengantarkan Alika pulang ke kampus dikarenakan Alika ingin bertemu teman-temannya. Tepat di tengah keramaian jalanan di bawah lampu merah, Alika pun tersenyum memandangi Dhamar. “Sayang sayang sayang,” kata Alika sambil berkaca-kaca melihat Dhamar. “Ia sayang,” jawab Dhamar. Alika ingin memberitahukan bahwa ia sangat menyayangi Dhamar. Dhamarpun menurunkan Alika di depan kampusnya. Alika pun berpamitan pada Dhamar, yang dia pikirkan saat itu adalah kapan ia bisa bersama Dhamar lagi sambil melamun jalan ke depan ruangan kelas. Suasana hari itu sangat mengharukan dan Alika semakin menyayangi Dhamar walaupun Alika merasakan Dhamar berubah tidak seperti dahulu padanya. Dhamar yang sekarang terkesan sangat cuek dan pemarah sesekali Alika pun menangis apabila Dhamar berulah.
Hari di tengah malam ini membangunkan Alika dari mimpi tidurnya. Karena ini saat ulang tahun jadian mereka, Alika yang penuh dengan kejutan bangun tepat jam 00:00 untuk memberikan photo mereka berdua sebagai hadiah untuk Dhamar. Tetapi Dhamar tidak merespon dan jam 22:00 keesokan harinya Dhamar memutuskan Alika. Dhamar mengirimkan pesan lewat sms bahwa Dhamar bohong selama ini, ia sudah sangat lelah membohongi perasaannya. Hancurlah hati Alika membaca sms dari Dhamar, Alika pun seperti depresi dan sesekali menangis ketika mengenang masa lalu. Alika yang penuh kebimbangan pun mengsms Dhamar, ia pun kembali mengangis melihat tingkah Dhamar yang berubah. Dhamar sangat membenci Alika tetapi, sampai saat ini perasaan Alika pada Dhamar tidak sedikit pun berkurang. Bahkan rasa marah, benci, dan kesal pun bertabrakan dengan rasa cinta untuk Dhamar yang begitu kuat. Alika pun hidupnya tak karuan dan hanya bersedih. Melalui status-status facebook ataupun twitter, Alika masih di penuhi kisah Dhamar. Hari-hari Alika pun
6

hanya berisi memori indah bersama Dhamar saat ini. Alika yang sudah mempersiapkan hadiah special untuk Dhamar berisi photo mereka berdua dalam sebuah figura coklat tua dengan CD lagu suara Alika mengucapkan selamat ulang tahun tepat di tanggal 8 november yang akan datang tidak akan pernah ia bisa berikan. Alika yang bersih keras memainkan piano untuk memberikan hadiah special pun hanya bisa terdiam menerima keadaan. Alika sangat bersedih dengan perginya Dhamar dari Alika. Tetapi Alika pun menyadari bahwa ketika seseorang sangat mencintai pasangannya melebihi apapun dia akan di tingkalkan karena tidak ada yang abadi. Hal yang Alika ingin adalah hanya bertemu untuk terakhir kalinya dan memeluk Dhamar untuk mengatakan pesan terakhir bahwa Alika akan selalu mencintainya dan tak akan pernah ada yang bisa mengganti Dhamar di hati Alika. Sekarang dan nanti akan tetap mengunggunya.









7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar